Sirkus Emosi


Novel Sirkus Emosi terbit udah lumayan lama sebenarnya, tahun 2010. Jaman-jaman SMA itu ya hehehe Sebenarnya Sirkus Emosi ini lebih tepat disebut kumpulan cerpen, ya. 'Kumpulan Antalogi Cerita Pendek' ini berisi cerita-cerita yang ditulis mantan-mantan alumnus Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dikemas dengan cover menarik dan dirangkum dalam 288 halaman penuh kata.

Cerita-cerita di Sirkus Emosi ini tidak selalu mulai dari sebuah titik awal dan berakhir di titik akhir. Kenapa? Karena cerpen itu cuma ngebahas tentang perputaran pikiran manusia. Nggak kayak, misalnya, the famous Harry Potter yang nyeritain gimana dia ngelawan guru DADAnya di tahun pertama, terus ngelawan ular raksasa di tahun ke-2, ngelawan waktu di tahun ke-3, dst sampai akhirnya berhadapan dengan Voldemort akhir serial. 'Anak-anak' dari Sirkus Emosi ini paling cuma nyeritain tentang pikiran atau perasaan seorang manusia terhadap suatu kejadian. Seperti pada Kematian Tiara, Membutuhkanmu, atau Takut.

Tapi nggak semuanya cerita pendek rumit yang membicarakan pemikiran-pemikran sederhana manusia, kok. Cerita cinta juga lumayan banyak, dengan beberapa macam ending yang cukup variatif. Tapi cerita absurd pun ada. Seperti misalnya Andi (dan Kaca Rautan). Cerpen itu menceritakan tentang Andi, murid SD, yang suka mengintip celana dalam teman-teman siswinya menggunakan kaca kecil yang berada di rautan. Oke, menurut gue itu absurd diantara cerita lainnya, tapi menarik. Pohon Tengkorak juga menarik, berbicara mengenai adat masyarakat Sumba zaman dulu yang membuat pohon dihiasi tengkorak (manusia).


Berikut merupakan penggalan kalimat yang tidak terlupakan di Sirkus Emosi
"Tampaknya aku memang tak pernah bisa benar-benar kenal kau. Kau adalah jiwa bebas yang tak bisa dikekang. Kau adalah keresahanmu yang kau nikmati sebagai dirimu sendiri. Aku cuma sepotong jiwa yang kebetulan membuatmu tersandung dalam pengembaraanmu mencari kebebasan. Aku terlalu bodoh jika menyangka aku dapat mencintaimu. Mencintaimu berarti bunuh diri. Mencintaimu adalah perbuatan bodoh sia-sia seperti berangus macan dengan sehelai benang"
-Untuk Sesuatu yang Bernama Kenangan oleh Rima Olivia
Mencari-cari alasan untuk mmengabaikan pesan itu dan menganggapnya tak ada. mencari-cari pembenaran untuk meremehkan rasa gembira yang tak dapat kukendalikan.
...semua orang butuh untuk merasa dibutuhkan...
-Membutuhkanmu, oleh Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo

"Jeni, rokmu diintip Andi pake kaca rautan!"
-Andi (dan Kaca Rautan) oleh Harini Tungjungsari


Selasa, 18 Februari 2014 · 07.28 · 0 comment(s).

« Older My Oceania theme by D-P Newer »


© 2011-2013 D-P. Resources: , & .